Linen adalah tekstil yang terbuat dari serat selulosa yang berasal dari batang tanaman rami (flax) – atau bahasa ilmiahnya dikenal sebagai Linum usitatissimum. Pakaian dari linen sudah dibuat setidaknya ribuan tahun yg lalu di Mesir Kuno dan Mesopotamia. Oleh sebab itu linen dianggap sebagai salah satu tekstil tertua yang pernah digunakan oleh manusia.
Penenun dalam budaya kuno menemukan bahwa batang tanaman ini dapat diubah menjadi benang yang kuat yang dapat menahan kelembaban, meskipun proses penyulingannya sampai saat ini masih dianggap sangat ribet dan memakan waktu.
Flax, tanaman tahunan (yang berarti hanya hidup di satu musim), akan melalui proses yang panjang sebelum akhirnya menjadi kain yang indah yang kita sebut linen. Setelah ditanam, dibutuhkan sekitar 100 hari sebelum akhirnya siap untuk dipanen. Setelah tanaman tersebut berbunga dan telah mulai berubah menjadi kecokelatan, tanaman-tanaman tersebut sudah siap untuk dipanen.
Untuk memperoleh serat linen, batang kayu tanaman flax beserta pectin nya (yang mengikat serat-seratnya) perlu disingkirkan. Batang batang tersebut akan dimasukkan ke dalam air dan dibiarkan beberapa hari sebelum dikeringkan, hal ini dilakukan supaya serat di batang tersebut dapat terpisahkan dari batangnya secara perlahan lahan. Proses ini juga disebut sebagai 'Retting' dan sering dilakukan di air sungai tetapi sekarang banyak yang sudah dilakukan di bak besar dengan air yang dicampur kimia.
Pada tahap berikutnya, rami atau flax ini akan melalui proses 'beetled' - memukul tanaman tersebut dengan palu kayu sehingga serat dapat menjadi lebih longgar dan terpisah. Setelah itu mereka akan di 'Scutched' - dipukuli lagi, tapi sekarang dengan kayu panjang berbentuk pisau sehingga setiap sisa serpihan kayu yang menetap pada serat tersebut dapat disingkirkan.
Orang yang melakukan proses scutching disebut sebagai ‘hackler’. Serat yg di scutched ini kemudian difilter dan diputar pada spinning wheel sebelum akhirnya menjadi benang.
Di masa lalu, linen disediakan hanya untuk royalti dan orang kaya. Saat ini, kain yang terbuat dari linen kemungkinan paling banyak digunakan dalam pembuatan pakaian. Produk linen lainnya termasuk tas, taplak meja, seprei, serbet, celemek, handuk, dan sarung kursi. Linen dikenal sangat penyerap dan garmen yang terbuat dari serat alami ini dihargai karena kesejukannya jika dikenakan, bahkan dalam cuaca panas.
Serat Flax biasanya sangat halus, kain berbahan ini sering terlihat mengkilap, dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap degradasi oleh panas. Karakteristik lainnya dari serat ini termasuk tingkat tahan abrasi yg lumayan, hand-washable atau dry-cleanable, dan dua kali lebih kuat daripada kapas (memiliki tenacity 5.5 - 6.5 gm / den). Bahan ini juga menyerap dan melepaskan kelembaban lebih cepat dibandingkan dengan sebagian jenis kain lainnya. Fiber linen tidak biasanya mudah meregang, tetapi mereka dapat melemahkan atau patah jika serat tersebut dilipat atau berkerut pada tempat yang sama berulang-ulang. Warna serat linen adalah antara kekuningan sampai keabu-abuan.
Flax tetap dibudidayakan untuk seratnya pada beberapa negara seperti Polandia, Belgia, Jerman, Austria, Denmark, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda, Kepulauan Inggris dan Swiss. Banyak yang percaya bahwa Belgia memiliki serat rami kualitas terbaik di dunia, dan linen Irlandia beserta Skotlandia tidak jauh di belakang.
0 comments:
Post a Comment